blog ini berisi tugas-tugas kuliah dan beberapa info-info lainnya terkait kefarmasian yang diharapkan bisa membantu sodara-sodara, kerabat, dan teman-teman sekalian...^^

Praktek Kerja Profesi Apoteker / PKPA, Apotek, PKPA Ketiga

Dua minggu sudah terlewati, PBF dan puskesmas sudah jago. Sekarang PKPA ketiga, salah satu apotek di Yogyakarta.
Di yogya lagi? iyaa..tenang2, abis ini keluar kota kok. Nikmatin dulu di Yogya.
Kali ini beneran lama bgt, serius deh. Kalo cew datang bulannya sudah dua kali, yups..2 bulan. Lumayan lama ya. Dinikmati saja takdir ini.
PKPA di apotek dimulai dari awal bulan Juli hingga akhir Agustus, tepat setelah PKPA puskesmas selesai. Lanjut terusssss, tariik bangg. Nggak ada jeda, lanjut mpe mampus.

Kalau PKPA sebelumnya kami berlima. PKPA kali ini nggak usah rame2. Ntr berebut kalo rame2. Cukup bertiga saja, bersama Vivo dan Vento.

Hari pertama diisi dengan pembekalan dan orientasi. Keliling lapangan gitu dan penjelasan terkait kegiatan yang akan dilakukan selama 2 bulan PKPA. Selain itu juga dilakukan pretest. Nah ini, seneng saya, seneng sampe keluar air mata,soalnya susah ternyata. Ya mungkin karena saya tidak belajar dan ilmu klinisnya masih rendah banget.

Besoknya kegiatan PKPA pun dimulai #jengjeng. Kegiatan yang saya lakukan selama 2 bulan di Apotek adalah pelayanan di pos penerimaan barang, pos peracikan dan penyiapan obat, pos pelayanan OTC.
Oh ya sebelumnya saya jelaskan dulu pembagian shiftnya. Pembagian shift tergantung dari jumlah mahasiswa PKPA saat itu. Jika kurang dari 14 orang, akan terbagi menjadi 2 shift. Pukul 8-15, 15-22. Jika lebih dari 14 oeang, terbagi dalam 3 shift. Pukul 8-13, 13-18, 18-22.

Di pos penerimaan barang/inventory, tugasnya adalah menerima barang, mencocokkan kesesuaian jenis barang, jumlah, dengan faktur, kemudian meminta TTD apoteker. Lalu barang dibawa ke dalam (bukan dibawa pulang) diperiksa ED dan no batch sesuai faktur. 
Lalu faktur diberikan ke apoteker untuk di entry ke komputer. Barang kemudian kita simpan, diletakkan pada rak yang sesuai, diberi label harga. Label harga sesuai dengan harga dikomputer.
Selain itu juga kita diberikan tugas merapikan faktur, arsip lembar pasien asuransi, dipisahin yang bagian asli dan ftokopi.
Itu aja sih kalo di pos penerimaan barang.
Jadi jika dapat giliran di pos ini, ada pengantar barang datang, mulai diteriakin "inventooooorryyyy!".

Lanjut ke pos peracikan dan penyiapan obat. Di pos ini kerjaan kita adalah menghafal nama obat dan letaknya..haha.
Berhubung kita mengutamakan pelayanan, jadi kita harus bisa menyiapkan atau meracik obat secepaat mungkin agar pasien tidak lama menunggu. Jadi mahasiswa PKPA dianjurkan untuk menghafal letak dan nama obat. Penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi dan secara alfabetis. Selain itu juga menyiapkan obat dengan cepat dan teliti, menulis copy resep, dll.
Kalo awal-awal sih saya masih tidak bisa hafal letak obat dan nama obat berdasarkan kelas terapinya. Ya kadang obat A kelas terapinya obat kardio, carinya di obat vitamin. Jadi masih lambat kalo di awal2.
Copy resep juga masih salah2. Berhubung saya anak industri, bukan anak klinis, jadi ya maklumlah ya (itu bukan jadi alasan, Mitaaa)..

Selain itu yang salah juga ialah pemberian waktu konsumsi obat, setelah makan, sebelum makan, atau saat makan. Masih agak terbolak balik. 
Tekanan mental nya juga luar biasa. Kalo salah dan lambat, mulai dah, keringat dingin. Tapi ya itulah namanya hidup dan bekerja di tempat orang lain. Harus bisa adaptasi dan terbiasa. Itu juga sebagai pembelajaran. #supeerrsekaliii..
Di pos ini juga ada kegiatan extra, yaitu mengangkat telepon..wkwk. Hal yang paling saya hindari ya itu. Soalnya kalo angkat telepon dan itu dari apotek lain yang mau nempil (beli obat) terkadang nggak ngerti nama obatnya. Minta nya obat A, ditelinga dengernya obat B. 

Selanjutnya pos pelayanan OTC, di depan. Yang klo kita datang ke apotek disambut dengan kata2 "selamat pagi pak, bu. ada yang bisa dibantu"
Pos ini di minggu2 pertama cukup membuat dag dig dug seer juga. Apalagi didekat entry komputer diawasi oleh Apoteker. Tambah dah. 
Yang buat dag dig dug adalah susah mencerna dengan cepat obat bermerek, karena familiarnya dengan obat generik. Padahal pasien kalo beli obat menyebutkan nama merek, bukan nama generik. Penyimpanan juga sama, berdasarkan kelas terapi dan alfabetis.
Kadang kalo terlalu lama mencari obat yang dibutuhkan pasien, ditegur oleh Apoteker. 
Kalo sudah bulan berikutnya,  sudah senior nih. sudah mulai jago #sombong kaliii..
Ya, sudah mulai lumayan hafal dan bagi saya pos ini saya nobatkan menjadi pos yang cukup mengasikkan, karena di pos ini kita melayani pasien dan kadang membantu pasien memilih obat, memberikan informasi yang dibutuhkan, dll.

Di awal2, yang membuat bingung ketika pasien hendak membeli pelumas, kondom, dan barang-barang menarik lainnya.hihi..
Jadi harus paham kode2 pasien kalo hendak membeli barang tersebut.

Di Apotek juga diberi kesempatan untuk menyerahkan obat resep ke pasien, berhubung di Apotek tersebut tersedia praktek dokter, salah satunya dokter kandungan yang ramai pasiennya, pasangan suami istri. ihiirr..
Salah satu pasien yang saya serahkan obatnya yaitu ibu2 hamil bersama suaminya, menjelaskan suppo vaginal. Pengalaman pertama saya menyerahkan dan menjelaskan pemakaian suppo vaginal kepada pasien. Tapi jelasinnya nggak pake tutorial loh ya. tanpa peraga. Bahaya ntr.
Digerebek Pak RT nanti.

Pengalaman lainnya yaitu melayani pasien yang hendak membeli vitamin sirup anak2. Ya kelees ditanyain yang mana yang rasanya manis. Dikira saya cicipin tuh sirup satu2.
Kemudian ada juga pasien yang diresepkan obat generik, malah minta obat paten, karena terlalu murah. Gewlaak. Keren abis tuh bapak.
Ada juga pasien yang bertanya bedanya flu dan pilek. Nah loh bingung saya dibuatnya.
Ada juga ("ada juga" terus ajaaaa..nggak berenti2) yang tanyain cara pakai tes pack. Ya gpp sih buu. Asal jangan tanya aj cara pakai kondom. Pingsan nanti saya, buuuu.
Ada lagi kesalahan2 simple yang terjadi seperti nulis nama pasien di etiket malah tulis nama dokter. Dipanggil2 sampe berbusa juga nggak kan ada yang noleh kan ya.
Terus, ngejer pasien karena obat yang dibeli ketinggalan. 

Sebenarnya banyak sih pengalaman konyol, tapi sepertinya saya sudah lupa, saking banyaknya. Itulah secercah pengalaman saya di Apotek.

PKPA di Apotek di akhiri dengan postest dan sesi curhat. Curhat terkait dengan pengalaman selama di Apotek.
Bulan Agustus sudah berakhir, Lets Go to the next PKPA (The King of PKPA). Lanjut terussss. Laporan seabrek.
Thankyou. Salam Semangat!!
Tag : Farmasi
2 Komentar untuk "Praktek Kerja Profesi Apoteker / PKPA, Apotek, PKPA Ketiga"

gimana sih caranya urus surat izin apotek??padahal udah ada akses langsung ke pbf nih, mohon infonya ya siapa tau bisa kerja sama

Minimal deposit 50rb
Bonus member baru 30%
Bonus harian 5%
Aman & Terpercaya
hanya di bit.do/bolay0

Whatsapp kami
bit.do/WA_BOLAYO

+6282321807397

Back To Top