Banyak yang bilang kalau kuliah farmasi nggak dilanjutin ke apoteker itu nanggung banget. Kayak pup kalau nggak diselesain sampe pool, agak nyesek gitu.
Tapi menurut saya pribadi sih ya setuja, karena banyak sekali pengalaman yang didapat selama perkuliahan profesi apoteker. Pengalaman berbanding lurus dengan beban.haha. Ya kembali ke diri masing-masing sih, niat, tujuan dan visi misinya.
Pengalaman yang saya sebut di atas tadi berkaitan dengan PKPA. PKPA / Praktek Kerja Profesi Apoteker masa-masa yang mengasyikan karena saatnya mengeksplor diri #eeaaaa.
Dora the explorer..#backsound ost dora.
Kan sudah bosen tuh belajar teori terus di kelas, dengerin dosen jelasin, belum lagi kalau di siang hari, ngantuk, lelah, lemah, lunglai, tepar. Tapi sepertinya pagi, siang, sore, sama aja, ngantuk #saya.
Kebetulan saya melanjutkan profesi apoteker di universitas yang sama di jogjakarta. Hayo universitas apa? yang bisa tebak dapet pahala.
Clue: depannya Sanata, belakangnya Dharma. Kalau masih nggak bisa tebak nggak usah dipikirin, lupain aja.
Saya melaksanakan PKPA di 5 bidang berbeda. PBF, puskesmas, apotek, rumah sakit, industri. Di kota berbeda pula, Purwokerto, Bandung, Cikarang. Melalang buana ya.
Nggak tau saya harus senang atau bahagia dengan takdir itu.
PKPA pertama saya di salah satu PBF di Purwokerto dalam waktu yang cukup lama sekali sodara2 yaitu 1 minggu.
Di PBF/ Pedagang Besar Farmasi ingin mengetahui terkait dengan distribusi obat.
Tanggal 21 Juni 2015 berangkat dari jogja ke pwt by car selama 5 jam. 5 jam itu kalau dipake tidur ya lumayanlah ya. Kalau dipake untuk kerja laporan, ya lumayan juga, lumayan dapet Bab 1 latar belakang doang, itupun cuma setengah.
Saya pun tidak sendiri, sudah ada yang punya.haha. #apaan sih.
Maksudnya saya pun tidak sendiri, bersama 3 orang teman hidup saya, kita sebut saja mereka dengan nama samaran yaitu cik meta (manusia unik 2015), vivo (manusia penggaruk tangan 2015), dan boss Leo (manusia peka 2015-2020) *oopss bukan nama samaran ya?wkwwk
Sampai di pwt, kami sudah memikirkan untuk membeli tiket pulang ke jogja. Ya temen2 sekalian sudah bisa memikirkan lah ya betapa bahagianya kami pada saat itu sampai2 hendak langsung membeli tiket pulang.
Tanggal 22 Juni 2015, hari senin, masuk PBF hari pertama pukul 7.30. Penerimaan/pembukaan oleh kepala cabang yaitu seorang apoteker. Kami disambut dan "disuap" dengan materi, terkait dengan struktur organisasi, alur distribusi di PBF, tugas dan fungsi apoteker di PBF.
Selain itu juga kami belajar terkait dengan manajemen, penyimpanan obat, pengadaan, penyimpanan obat narkotika, psikotropika, alkes, pengemasan, pendistribusian ke tempat tujuan.
Hari-hari kami selanjutnya "diwarnai" dengan tugas membantu bagian gudang, mengambil barang pesanan sesuai faktur, kemudian dikemas dan diantar ke tempat tujuan.
Selain itu juga ada diskusi dengan apoteker penanggung jawab mengenai alur distribusi, SOP, manajemen, evaluasi, penerimaan, penyimpanan obat, pemusnahan obat rusak atau ED, dll.
Mengenai administrasi, keuangan, arus kas, berdiskusi dengan supervisor bagian administrasi #ihiir cik met.
Penyimpanan obat secara alfabetis dan dipisah berdasarkan bentuk sediaan, misal kalo sediaannya salep mata atau tetes mata ya dipisah dari bentuk sediaan oral.
Alat kesehatan juga dipisah. Kosmetik seperti bedak, dll dipisah. Penyimpanan narkotika pada ruang tersendiri, psikotropika juga ruang tersendiri.
Suhu dikontrol, adanya pemetaan suhu pada gudang dengan tujuan menjamin obat-obatan yang disimpan di gudang dalam keadaan yang baik karena untuk obat-obatan tertentu akan rusak jika disimpan pada suhu yg tidak sesuai. Untuk yang termolabil disimpan pada lemari pendingin. Suhu dipantau secara berkala agar tetap pada range suhu seharusnya.
Untuk obat kadaluarsa atau rusak disimpan pada ruang tersendiri yang nantinya akan dimusnahkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pengemasan obat dipisahkan berdasarkan sediaan. Pengemasan harus benar-benar diperhatikan, harus benar-benar menjamin kemasan yang digunakan untuk packing mampu menjaga obat tetap aman
selama perjalanan. Selain itu juga kontainer yang digunakan harus diperiksa secara berkala.
Apoteker di PBF berperan sebagai penanggung jawab, menjamin semua kegiatan sesuai dengan prosedur/SOP, selain itu mengawasi keluar masuk obat terutama narkotika dan psikotropika.
Selama di pwt, kami menjalani kisah-kisah indah, mulai dari jalan kaki ke alun-alun yang katanya "deket banget". Iya deket, deket dengan Yang Maha Kuasa #maaf terbawa emosi.hehe.
Berharap disana banyak makanan berat. Alhasil kami pun mendapat secarik foto indah ini.
Bisa terlihat ya temen2 sekalian, terpancar kebahagian dan aura-aura kasih dari wajah imut2 kami.
Di pwt juga kami terbiasa tinggal dengan kecoa dan semut. Kalo boss Leo terbiasa dengan yang lain..ihir.#hanya kami dan Tuhan yang tau.
Makan sate tiba2 lampu gerobaknya meledak, dilanjutkan dengan ritual hp saya jatuh ke selokan. Alhasil kami sedikit mengganggu aktivitas penjual sate.
Tanggal 26 (kalau nggak salah) kami pulang ke jogja menggunakan kereta, dikarenakan tidak ada pesawat #sombong kalii.
Demikianlah kisah kasih PKPA di PBF cabang pwt. Kiiisah kasih di PWT...dengan si diaaa..Tiada kisah paling indah, kisah kasih di PWT..#song.
Lumayan banyak pengalaman dan setidaknya kami mengetahui tugas seorang apoteker dan gambaran kegiatan farmasi di PBF seperti apa.
Terimakasih sudah mau membaca tulisan saya ini. Matur nuwun. Thankyou. Xiexie. Arigato. Tesekkur ederim (hayoo bahasa apa ini?)
Salam semangat :)
Tag :
Farmasi
2 Komentar untuk "Praktek Kerja Profesi Apoteker / PKPA, PBF, PKPA Pertama"
Berkunjung kesini↓ juga ya ^^
Sanitatisofficial.blogspot.co.id
Minimal deposit 50rb
Bonus member baru 30%
Bonus harian 5%
Aman & Terpercaya
hanya di bit.do/bolay0
Whatsapp kami
bit.do/WA_BOLAYO
+6282321807397