Menentukan kadar larutan dengan cara asidimetri menggunakan indikator ganda.
Dasar Teori
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai yang tak diketahui. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan – larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri (Keenan, 1980).
Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan jumlah basa yang ada (Daintith, 1997).
Garam dari asam karbonat yang mengandung ion karbonat , CO32- , ion bebasnya mempunyai struktur segitiga menyebidang. Karbonat logam dapat bersifat ionik atau dapat mengandung ikatan logam karbonat kovalen (karbonat kompleks) melalui satu atau dua atom oksigen. Karbonat dari logam alkali semua larut, tetapi karbonat lain tidak larut; semua bereaksi dengan asam mineral melepaskan karbon dioksida (Daintith, 1997).
Indikator adalah suatu zat yang warnanya tergantung pada pH larutan di mana zat tersebut ada di dalamnya. Indikator dapat digunakan dalam bentuk padat atau cair. Metil jingga berwarna merah di bawa pH 3 dan kuning di ata pH 4,5. Phenolphtalin todak berwarna di bawah pH 8,5 dan berwarna merah jambu di atas pH 9,5 (Wertheim, 2000).
Cara kerja
- Pipet 25 ml larutan sampel dengan pipet gondok, dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml
- Tambahkan 2 – 3 tetes indikator phenolphtalin
- Larutan di atas dititrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai tepat terjadi perubahan
- Catat volume HCl untuk titrasi
- Tambahkan 2 tetes indikator metil orange ke dalam larutan hasil titrasi 2 di atas
- Titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan warna
- Catat volume HCl pada titrasi kedua tersebut
- Lakukan replikasi 3x
Data dan Perhitungan
Volume HCl (mL)
| |||
I
|
II
|
III
| |
Titrasi 1
|
23,5
|
23,4
|
23,6
|
Titrasi 2
|
58
|
59,4
|
58,6
|
· Percobaan I
ion karbonat
ion karbonat
V HCl x N HCl x 60,00 / mL larutan sampel
= ( 23.5 x 0,1 x 60,00 ) : 25 ml = 5,64 mg/ml larutan sampel
Ion bikarbonat
(V HCl(2) – V HCL(1)) x N HCl x 61,00 / mL larutan sampel
= {(58-23,5)x0,1x61,00} : 25 ml = 8,42 mg/ml larutan sampel
· Percobaan II
ion karbonat
ion karbonat
V HCl x N HCl x 60,00 / mL larutan sampel
= ( 23,4 x 0,1 x 60,00 ) : 25 ml = 5,62 mg/ml larutan sampel
Ion bikarbonat
= {( 59,4-23,4) x 0,1 x 61,00 } : 25 ml = 8,78 mg/ml larutan sampel
· Percobaan III
Ion karbonat
V HCl x N HCl x 60,00 / mL larutan sampel
= ( 23.6 x 0,1 x 60,00 ) : 25 ml = 5,66 mg/ml larutan sampel
Ion bikarbonat
= {(58,6-23,6) x 0,1 x 61,00} : 25 ml = 8,54 mg/ml larutan sampel
Rata-rata jumlah ion karbonat adalah 5,64 mg/ml larutan sampel
Rata-rata jumlah ion bikarbonat adalah 8,58 mg/ml larutan sampel
Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar larutan dengan cara asidimetri menggunakan indikator ganda. Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan jumlah basa yang ada.
Percobaan ini menggunakan larutan sampel sebanyak 25 ml dan dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1 M. Fungsi dari larutan standar HCl 0,1 M adalah untuk membuat larutan sampel atau cuplikan berada dalam keadaan seimbang. Indikator yang digunakan adalah fenolftalein (PP) dan metil orange (MO). Indikator PP akan berubah warna di sekitar titik ekivalen dari titrasi untuk asam lemah , pada titik ekivalen di atas 7. Untuk basa lemah, pada titik ekivalen di bawah 7, indikator yang sering digunakan adalah metil orange.
Ketika larutan sampel yang berwarna putih ditetesi fenolftalein akan berubah warna menjadi merah. Setelah itu, larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M sampai warna merahnya hilang. Ini mengindikasikan bahwa larutan berada pada trayek pH sekitar 8,2 – 10,5. Pada tahap ini, semua ion hidroksida akan bereaksi menghasilkan air , sedangkan ion karbonat akan bereaksi dengan asam , menghasilkan ion bikarbonat.
OH- + H+ H2O
CO32- + H+ HCO3-
Volume HCl 0,1 M rata-rata yang dibutuhkan ialah 23,5 ml.
Larutan tersebut kemudian ditetesi dengan indikator metil orange, berubah warna menjadi kuning. Lalu dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1 M, hingga muncul warna orange. Saat ini berarti larutan menjadi sekitar 3,1 – 4,4. Penambahan HCl tersebut akan menyebabkan ion bikarbonat hasil reaksi tahap 1 berubah menjadi asam bikarbonat.
HCO3- + H3O+ H2CO3 + H2O
Volume HCl 0,1 M rata-rata yang dibutuhkan ialah 58,6 ml.
Didapatkan bahwa volume HCl 0,1 M yang dibutuhkan pada titrasi dengan fenolftalein lebih besar dari volume HCl 0,1 M yang dibutuhkan pada titrasi dengan metil orange. Ini berarti larutan mengandung ion karbonat dan bikarbonat, dengan kadar ion karbonat sebesar 5,64 mg/ml larutan sampel dan kadar ion bikarbonat sebesar 8,58 mg/ml larutan sampel.
Titrasi masing – masing dilakukan sebanyak 3 kali dengan tujuan agar bisa menjadi perbandingan untuk memastikan volume HCl 0,1 M yang dibutuhkan saat titrasi.
Kesimpulan
Rata-rata jumlah ion karbonat adalah 5,64 mg/ml larutan sampel.
Rata-rata jumlah ion bikarbonat adalah 8,58 mg/ml larutan sampel.
Daftar Pustaka
Daintith, J., 1997, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta, pp. 7, 17, 84, 87
Keenan, C., 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI, Erlangga, Jakarta, pp. 422
Wertheim, J., 2000, Kamus Kimia Bergambar, Erlangga, Jakarta, pp. 38
Tag :
Laporan Praktikum
0 Komentar untuk "ANALISIS KARBONAT DAN BIKARBONAT DALAM LARUTAN"