Dalam mendiskoneksi suatu
struktur senyawa terkadang kita masih bingung gugus mana dulu yang akan kita
diskoneksi. Seperti pada contoh struktur senyawa pada postingan kali ini (Gambar
1), yang mana yang akan didiskoneksi dulu, apakah gugus nitro, atau gugus
alkilnya, atau malah gugus hidroksinya.
Untuk mengetahui itu, kita lakukan
diskoneksi dulu kemungkinan2nya.
1. Kita
bisa mendiskoneksi gugus nitronya dahulu setelah itu baru mendiskoneksi gugus
alkilya.
2. Kita
bisa mendiskoneksi gugus alkilnya dahulu baru gugus nitronya.
3. Kita
bisa mendiskoneksi gugus hidroksinya dahulu?? Tunggu dulu. Ingat pada postingan
pengenalan analisis diskoneksi dan diskoneksi senyawa aromatis. Pada fenol,
gugus OH tidak bisa didiskoneksi begitu saja, karena sulit memasukkan gugus OH
ke benzena. Caranya dengan IGF menjadi NH2.
Dari kemungkinan2 tersebut sudah
terlihat starting materialnya apa (Gambar 2). Yupss.. starting materialnya
fenol. Karena fenol sebagai starting material sudah tersedia jadi kita tidak
perlu mendiskoneksinya lagi. Kalau mau mendiskoneksi sampai molekul paling
sederhana ya boleh saja fenol didiskoneksi, melalui IGF menjadi NH2. Tapi di
sini kita akan menggunakan starting materialnya fenol.
Dari kemungkinan2 yang sudah
disebutkan tadi, sebenarnya yang benar yang mana sih? Semuanya akan terjawab
ketika kita akan mensintesisnya kembali. Kalau bisa membongkar pasti harus bisa
menyusunnya kembali dong ya..hehe..
Ketika disintesis akan terlihat
kemungkinan yang mana yang ternyata tidak sesuai menjadi molekul target seperti
yang kita inginkan.
Yang pertama kita akan
mendiskoneksi gugus nitronya dahulu (Gambar 3). Gugus nitro bisa kita
diskoneksi sekaligus karena posisi pengarah dari gugus-gugus yang lain sudah
sesuai (gugus OH pengarah o,p), seperti yang pernah kita bahas sebelumnya
jangan lupa untuk melihat pengarah gugus-gugus yang ada pada struktur karena
akan menentukan bagaimana nanti hasil sintesisnya.
Ketika mendiskoneksi dua gugus
nitro sekaligus, ingat untuk menuliskan 2 mol untuk nitro sedangkan yang
aromatis 1 mol. Maka akan dihasilkan starting material fenol, asam nitrat, asam
sulfat dan suatu alkil halida.
Untuk kemungkinan kedua, kita
diskoneksi gugus alkil dahulu, sehingga didapat starting material yang sama, yaitu
fenol, asam nitrat, asam sulfat dan suatu alkil halida. Jadi yang berbeda hanya
urutan diskoneksinya saja (Gambar 4).
Dari 2 cara diskoneksi yang
berbeda di atas, ternyata ketika disintesis tidak menghasilkan molekul target
yang sama yang seperti diinginkan. Untuk sintesis dari diskoneksi yang pertama
(diskoneksi gugus nitro dahulu) (Gambar 3), akan menghasilkan suatu gugus alkil
yang berada pada posisi para dari gugus OH (Gambar 5a). Itu dikarenakan gugus
alkil yaitu dengan adanya n-heksana merupakan suatu molekul besar sehingga akan
lebih memilih berikatan dengan benzene pada posisi para dari gugus OH karena
lebih ‘leluasa’ (rintangan sterik) daripada berikatan pada benzena di posisi
orto dari gugus OH. Berbeda dengan hasil sintesis dari diskoneksi yang kedua
(Gambar 4), karena gugus nitro sudah berikatan dengan benzene sehingga gugus
alkil akan masuk pada posisi orto dari gugus OH sesuai dengna molekul target
yang kita inginkan (Gambar 5b). Gugus OH mengarahkan ke posisi o,p dan gugus
nitro mengarahkan ke posisi meta.
Pada diskoneksi, kita bisa mendiskoneksi gugus yang mana pun, yang penting ketika disintesis
menghasilkan molekul target yang kita tuju. Bisa membongkar, bisa memperbaiki.
Diadaptasi dari perkuliahan
rancangan dan sintesis obat.
Tag :
Kimia Organik
0 Komentar untuk "Diskoneksi Gugus Nitro (Memilih Gugus Yang Didiskoneksi)"