I. Tujuan
1.
Mengenal substitusi nukleofilik aromatis
2.
Mengenal sintesis fenol
II. Dasar Teori
Fenol (Ar-OH) adalah senyawa dengan suatu
gugus OH yang terikat pada cincin aromatik.
Karena ikatan karbon sp2
lebih kuat daripada ikatan oleh karbon sp3, maka ikatan C-O dari
suatu fenol tidak mudah terputuskan. Fenol tidak bereaksi SN1 atau SN2 atau
reaksi-reaksi
eliminasi seperti alkohol. Meskipun ikatan C-O tidak mudah patah,
ikatan OH mudah putus
(Fessenden, 1982).
Metode umum terbaik dalam pembuatan fenol
ialah melalui garam aril diazonium; Ar-
N2+, dalam suasana asam. Garam tersebut dibuat
dari aromatik amin primer Ar-NH2, pada
temperature rendah menggunakan asam
nitrat, HONO, dimana dihasilkan dalam larutan HCl
atau H2SO4
dan NaNO3
(Griffin, 1969).
III. Alat dan Bahan
Asam sulfat pekat, anilin, natrium nitrit, FeCl3,
NaCl, eter, aquadest.
Erlenmeyer, ice bath, thermometer,
labu alas bulat, water bath, pipet tetes, steam destilator, droplet plat,
vaccum rotavapor, timbangan, pipa bengkok, pipa laonga, corong pisah, pendingin
liebigh.
II.
Prosedur Kerja
Asam sulfat pekat 13,5 mL dilarutkan dengan 100 mL air dalam labu
alas bulat 500mL lalu didinginkan pada temperatur kamar/ruang (1). 11 mL aniline ditambahkan ke dalam larutan (1),
dilarutkan dengan pemanasan di atas waterbath. Kemudian 100mL aquadest
ditambahkan pada larutan aniline sulfat, lalu didinginkan dengan suhu kurang
dari 50C. Natrium nitrit 19 g dilarutkan dengan 17,5 mL aquadest
,lalu didinginkan dalam ice bath. Larutan natrium nitrit ditambahkan ke dalam
campuran aniline sulfat sedikit demi sedikit selama kurang lebih 40 menit (suhu
dijaga pada temperature kurang dari 80C).
larutan dipanaskan pada suhu 40-550C dalam labu alas bulat di atas
water bath selama 30 menit.
Fenol yang terbentuk didestilasi
dengan steam destilator selama 1 jam sampai destilatnya jernih. Destilat yang
diperoleh diambil 0,5 mL, ditambahkan dengan beberapa tetes larutan FeCl3
dalam droplet plate. Lalu diekstraksi dengan eter 3 kali sebanyak 50mL. eter
diuapkan dengan vaccum rotavapor, didapat cairan pekat atau padatan yang
kemudian dituang dan ditimbang.
III.
Mekanisme reaksi
Ditampilkan dengan gambar pada postingan yang berjudul Mekanisme Reaksi Pembuatan Fenol, di label Kimia Organik.
IV.
Pembahasan
Tujuan praktikum kali ini adalah
untuk mengenal reaksi substitusi nukleofilik aromatis dan mengenal sintesis
fenol. Proses pembuatan fenol tidak bisa
dilakukan secara langsung antara –OH dan cincin benzene dikarenakan sama-sama
bermuatan parsial negative sehingga akan salong tolak menolak. Cincin benzene terdapat
awan elektron dan terstabilkan oleh iaktan rangkap sehingga sukar bereaksi
secara langsung. Karena alasan itu, dibuat suatu gugus pergi yang baik yaitu
garam diazonium (N2+) pada cincin aromatis sebelum diserang
nukleofil –OH.
Proses pembentukan fenol pada
praktikum ini terjadi reaksi diazotasi yaitu reaksi antara amin aromatis primer
dengan nitrit pada suasana asam. Starting material dalam percobaan ini
adalah aniline, NaNO2, aquadest. Aniline sebagai sumber aromatis
primer (penyedia NH2), NaNO2 untuk membentuk ion nitrozonium, dan
aquadest sebgai sumber penyedia –OH.
Langkah pertama adalah mencampurkan asam sulfat pekat ke dalam labu alas
bulat yang telah berisi aquadest, karena asam sulfat pekat bersifat eksotermis,
sehingga jka dimasukkan asam sulfat dahulu , ketika ditambahkan aquadest akan
terjadi percikan. Asam sulfat sebagai katalisator, sumber protonasi (penyuplai
ion H+ yang memberi suasana asam).
Kemudian dilakukan penambahan
aniline yang akan membentuk kristal aniline. Untuk melarutkan aniline dengan H2SO4
tersebut dilakukan pemanasan di atas waterbath.
Setelah dingin, ditambahkan aquadest. Kemudian pada penambahan natirum
nitrit, suhu dijaga kurang dari 80C agar gas N2+tidak
lepas, selain itu ketika penambahan natirun nitrit suhu bisa naik akrena adanya
Na2SO4 yang sifatnya eksotermis. Setelah itu, larutan
dipanaskan pada suhu 50-550C agar HNO2 yang ada dalam
campuran tersebut tidak menguap. Tujuan pemanasan ialah mempercepat reaksi
diazotasi.
Kemudian dilakukan destilasi, dengan
menggunakan destilasi uap, dimana penggunaan destilasi uap tersebut untuk
senyawa yang tidak tahan panas, pada percobaan ini yaitu ion nitrozonium.
Prinsip destilasi uap adalah pemisahan cairan berdsarkan titik didih dari
masing-masing senyawa campuran.
Larutan aniline sulfat berwarna
coklat, selama proses desilasi, warnanya berubah mejadi colat keihtaman
dikarenakan gas N2+ sudah mulai lepas yang nantinya akan
disubstitusikan oleh nukleofil –OH. Gas N2+ itulah yang menyebabkan
warna coklat.
Pengujian FeCl3 dilakukan
untuk mengetahui apakah destilat yang didapatkan mengandung fenol atau tidak.
Hasil positif apabila terbentuk warna larutan biru keunguan, berupa senyawa
kompleks [Fe (Fenol)6]Cl3
Ekstraksi dengan eter menggunakan corong
pisah dilakukan untuk mendapatkan fenol
yang benar-benar murni, karena destilat yang dihasilkan ialah fenol yang masih
bercampur dengan air. Prinsip dari corong pisah adalah proses pemisahan
berdasarkan kelarutan senyawa. Berlaku ‘like dissolve like’ , senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar, begitu juga sebaliknya dengan yang non polar.
Oleh karena itu, diekstraksi dengan eter, sehingga fenol akan lebih larut
dengan eter, lalu akan terbentuk 2 lapisan, air berada di bagian atas, fenol dan
eter di bagian bawah.
Lalu eter diuapkan dengan vaccum
rotavapor, yang mempunyai prinsip penguapan yang lebih cepat akibat adanya
ruang hampa udara sehingga tekanan menjadi turun, titik didih juga turun.
Kemudian padatan yang didapat, ditimbang.
Pustaka
Fessenden,
R.J., 1982, Kimia Organik, Edisi III,
Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Griffin,
R.W., 1969, Modern Organic Chemistry,
McGraww-Hill,Auckland.
Tag :
Laporan Praktikum
0 Komentar untuk "Pembuatan Fenol"