Postingan kali ini, saya akan
share tentang analisis diskoneksi. Temen2 sebelumnya udah mengenal yang namanya
sintesis dalam kimia organik. Nah, diskoneksi bisa dibilang kebalikan dari
sintesis. Kalo sintesis kan kita mereaksikan starting material yang ada menjadi
suatu produk senyawa. Diskoneksi kebalikannya, yaitu terkait dengan pemutusan
atau penguraian suatu senyawa menjadi starting materialnya.
Didiskoneksi ini, temen2 harus
bisa dan tahu bagian mana yang harus ‘diputusin’ yang nantinya akan menjadi
starting material yang tepat. Tapi ‘putusin’nya gak semudah ‘putusin’ hubungan
sama pacar y..wkwk.. Yang lagi diputusin sama pacarnya, di sini nih giliran kalian untuk ‘memutus-mutuskan’ hubungan..hehe..#curhat..
maksudnya hubungan yang ada pada struktur senyawa yang akan didiskoneksi ya.
Untuk pengenalan, saya akan membahas beberapa istilah ataupun
tanda panah dalam melakukan diskoneksi.
MT (molekul target) = molekul yang menjadi target suatu sintesis
SM (Starting material) = senyawa yang diperoleh dari
diskoneksi MT
Sinton = fragmen hasil
diskoneksi, bermuatan + atau –
Untuk tanda panah juga
berbeda-beda dan memiliki maksud tersendiri
Contohnya bisa dilihat di Gambar
1 ya..
Seperti yang saya bilang tadi,
mendiskoneksi suatu struktur senyawa tidak semudah ketika mendiskoneksi
hubungan kita dengan pacar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
1. Perhatikan
hubungan antar gugus yang mengarah pada posisi yang benar. Posisi para,orto
ataupun meta.
2. Yang
diputus pertama kali, ketika proses sintesis akan ditambahkan paling akhir. Biasanya
yang diputus pertama kali adalah gugus deaktivator (pengarah meta), tapi bukan
suatu aturan wajib, bisa saja yang diputus ialah gugus aktivator.
Contoh: pada
gambar 3, ketika memutus gugus karboksilat (COOH) maka ketika sintesis, gugus
tersebut ditambahkan atau direaksikan paling akhir, lalu kemudian menjadi MT.
3. Bila
IGF (interkonversi gugus fungsi) dibutuhkan pada waktu sintesis ia dapat
mengubah pengarahan dari gugus yang bersangkutan, dan oleh karena itu substituen
lain dapat ditambahkan baik sebelum ataupun setelah IGF. Contoh pada Gambar 4
Ketika ingin mendiskoneksi
suatu fenol hingga SM yang paling sederhana (hingga benzena), maka IGF
dibutuhkan, karena gugus OH tidak bisa dengan mudah langsung membentuk fenol
ketika direaksikan dengan benzena. Ingat, IGF dilakukan hanya ketika dibutuhkan
saja. Jangan semuanya di IGF ya..wkwk.. IGF juga dilihat hubungannya, apakah
ketika disintesis dapat menghasilkan MT yang diinginkan.
4. Gugus
–NH2 (aktivator kuat) bisa dikurangi kekuatannya, dengan melakukan
asetilasi.
5. Jika
tidak ditemukan orientasi yang tepat, bisa ditambah “dummy” untuk mengatur
hubungan yang dibutuhkan dan kemudian diazotasi dan reduksi.
Syarat “dummy”
adalah ketika dibutuhkan bisa dimasukkan, dan ketika tidak dibutuhkan bisa
dikeluarkan atau dihilangkan. Contoh: NH2, mudah dimasukkan melalui
NO2 yaitu direduksi, dan mudah dihilangkan dengan pemanasan ion
diazonium. Contoh Gambar 5.
6. Jika
substituent sulit ditambahkan, strateginya tidak mendiskoneksi substituent itu
sekaligus, tetapi menggunakan SM yang mengandung substituent OH.
7. Pelajari
kombinasi yang ada pada MT dan pastikan
SM tersedia.
Contoh pada
gambar 1, diskoneksi aspirin, menghasilkan SM asama salisilat dan asam asetat. Karena
kedua SM tersebut tersedia,maka tidak perlu dilakukan diskoneksi lagi. Jika belum
tersedia, lakukan diskoneksi sampai didapat SM yang yang lebih sederhana dan tersedia.
8. Dalam
melakukan reaksi harus berhati-hati, bisa saja reaksi yang dituju malah
mempengaruhi substituent lainnya, sehingga perlu mengenali sifat-sifat reagen
yang digunakan. Contoh pada gugus aldehid mudah untuk teroksidasi, sedangkan
gugus karboksilat tidak mugkin teroksidasi.
Beberapa hal
tersebut dapat membantu temen2 ketika akan melakukan diskoneksi. Untuk postingan
selanjutnya saya akan memberikan contoh-contoh diskoneksi beberapa struktur
senyawa. Yang terpenting, senyawanya saja yang didiskoneksi, otaknya jangan
sampai ikut terdiskoneksi juga ya..wkwk. Terima kasih dan salam semangat !
Tag :
Kimia Organik
0 Komentar untuk "Pengenalan Analisis Diskoneksi"