I.
TUJUAN
Mengenal reaksi esterifikasi
II.
DASAR TEORI
Etil asetat (etll etanoat)
adalah ester cair yang mudah terbakar, C2H5OOCH3,
titik leleh -810C, titik didih 16,60C. Digunakan sebagai
pelarut dalam bahan cita rasa dan parfum (Daintith, 1997).
Reaksi asam karboksilat
dengan alkohol menghasilkan senyawa ester melalui reaksi yang dikenal dengan
nama esterifkasi menggunakan katalis asam (Riswiyanto, 2009). Bila asam
karboksilat dan alkohol dipanaskan dalam suasan asam (HCl atau H2SO4)
maka kesetimbangan antara ester dan air akan terjadi.
Walaupun reaksi berada dalam kesetimbangan,
pereaksi ini dapat digunakan untuk membuat ester dengan hasil yang memuaskan
dengan jalan mendorong ksetimbangan ke kanan dengan berbagai cara (Siregar,
1988). Salah satu cara yaitu dengan menggunakan salah satu zat pereaksi yang
murah secara berlebihan dan membuang salah satu produk dalam campuran reaksi.
Laju esterifikasi asam karboksilat terutama pada halogen sterik daam alkohol
dan asam karboksilatnya. Esterifikasi melalui serangkaian tahap protonasi dan
deprotonasi. Dalam reaksi esterifikasi yang terputus adalah C-O dari asam
karboksilat, bukan OH dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.
Ester lazim dijumpai di
alam. Lemak dan lilin adalah ester. Ester yang digunakan untuk polimer
sintetik; Dacron misalnya adalah polyester. Ada beberapa cara pembuatan ester
yaitu :
III.
ALAT DAN BAHAN
Etanol, asam asetat, H2SO4
pekat, batu didih, aquadest, larutan soda 10%, air es, kertas lakmus biru,
larutan CaCl2, alat refluks, alat destilasi, LAB.
IV.
CARA KERJA
30 gram etanol, 30 gram asam
asetat, dan 8 gram H2SO4 pekat dicampurkan dalam alas
bulat 125 mL, dan dimasukkan beberapa batu didih. Kemudian dihubungkan dengan
alihn kondensor dan refluks selama 30 menit (suhu ± 1400C). Alihn
kondensor diganti dengan pendingin liebigh dan dipanaskan hingga terdestilir.
Diambil sedikit destilat, dituang ke dalam 1 mL air; jika terbentuk 2 lapisan
berarti ester telah terbentuk, dilanjutkan destilasi sampai semua ester
terkumpul. Destilat dipindahkan ke dalam corong pisah, ditambah dengan larutan
soda 10% (setiap kali 10 mL), dikocok hingga lapisan ester tidak memerahkan
lakmus biru. Kedua lapisan dipisahkan, lapisan ester dikeluarkan , lalu
disaring melalui kertas saring yang kering ke dalam corong psiah lain. Filtrat
yang netral digojog 2 kali dengna larutan CaCl2 (setiap kali 25 mL).
Filtrat dicuci dengan air es, dipisahkan. Untuk pemurnian, filtrat didestilasi
kembali dan ditampung dalam Erlenmeyer yang bersih dan kering.
V.
MEKANISME REAKSI
Ditampilkan dengan gambar pada
postingan yang berjudul Mekanisme Reaksi Pembuatan Etil Asetat, di label Kimia
Organik.
VI.
PEMBAHASAN
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengenal reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi
adlaah reaksi asam karboksilat dengan alkohol, yakni dengan menggunakan katalis
aam, yaitu H2SO4 pekat. Reaksi secara umum
CH3COOH + C2H5OH
รณ CH3COOC2H5 + H2O
Katalis adalah
suatu senyawa yang dapat mempercepat reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dan
pada akhirnya dibentuk kembali, maksudnya katalis tersebut tidak ikut bereaksi.
Pencampuran dilakukan dalam labu alas bulat dengan mencampurkan bahan dari BJ
terkecil ke terbesar, yaitu etanol, lalu asam asetat, kemudian H2SO4
pekat, dengan BJ masing0masing secara berurutan yaitu 0,8 g/mL, 1,05
g/mL, dan 1,82 g/mL. ini dilakukan agar campuran dapat tercampur homogen oleh
pengaruh gravitasi sehingga tidak perlu dilakukan pengadukan. Selain karena BJ, H2SO4
dicampur terakhir karena sifatnya yang eksotermis (mengeluarkan panas ke
lingkungan).
Etanol dan asam
asetat merupakan starting material, sedangkan H2SO4
merupakan katalis asam. Setelah bahan dicampur ditambahkan batu didih untuk
meratakan panas. Batu didih dapat membantu penyebaran panas karena batu didih
terdapat pori-pori.
Lalu campuran
direfluks selama 30 menit, dan suhu dijaga kurang dari 1400C agar
etanol tidak terdehidrasi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi samping.
Refluks bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi, prinsipnya yaitu memanaskan
campuran tanpa mengurangi jumlah campuran tersebut sehingga reaksi dapat tetap
stoikiometrik. Reaksi esterifikasi ini bersfat reversible. Dengan refluks ini,
reaktan diajga agar tetap lebih banyak daripada di kanan, yaitu produknya.
Labu alas bulat
dihubungkan dengan alihn kondensor dengan tujuan agar saat pemanasan, apabilan
etanol menguap, yang cepat habis itu bisa tetap ada karena diperlukan dalam
reaksi. Fungsi pemakaian alihn kondensor yaitu untuk mengubah titik air yang
terbentuk dan supaya dapat jatuh lagi ke LAB. Prinsip kerjanya yaitu apabila
ada suatu cairan yang menguap, makan uap akan naik dan memasuki alihn kondensor
dengan struktur alat berlekuk dan bulat, yang berfungsi untuk pendinginan,
menyebabkan suhu turun, uap mendingin berubah menjadi cair dan akan kembali jatuh pada LAB. Air dialirkan dari
bawah ke atas dengan tujuan agar seluruh ruangan dapat terisi sehingga tetap
stabil pendinginannya, serta agar kondensasi optimal dan tidak terbentuk
gelembung udara.
Selanjutnya
didestilasi dengna menggunakan pendingin liebigh. Prinsip destilasi adalah
memisahkan campuran berdasarkan titik didihnya. Pada pembentukan ester tidak
bisa langsung didestilasi tanpa refluks karena yang dkuatirkan adlaah belum
terjadi pembentukan ester. Digunakan 1 pendingin liebigh karena titik didih
etil asetat ialah 800C sehingga hanya dengan 1 pendingin liebigh
saja sudah bisa mengembunkan, tidak perlu 2 pendingin liebigh.
Setelah itu,
diambil sedikit destilat lalu dtunagkan ke dalam 1 ml air, untuk mengetahui
apakah ester sudah terbentuk, yang ditunjukkan dengan adanya 2 lapisan. Jika sudah
terbentuk 2 lapisan, destilat dipindahkan ke corong pisah. Prinsip kerja corong
pisah adalah memisahkan campuran berdasarkan bobot jenis. Etil asetat dengan
bobot jenis 0,898 g/mL berada di atas, dan air dengan BJ 1,0 g/mL akan berada di
bawah.
Lalu ditambahkan
larutan soda 10% (yang dimaksud adalah natrium bikarbonat) untuk menetralkan
asam yang ester hasilkan (karena menggunakan katalis asam), ditunjukkan dengan
tidak memerahkan kertas lakmus biru dan tidak merubah warna merah pada kertas
lakmus merah. Reaksi penetralan asam dengan natrium bikarbonat:
H2SO4
+ 2 NaHCO3 => Na2SO4 + 2H2CO3
2H2CO3
=> 2 H2O + 2 CO2 (g)
Dalam reaksi
menghasilkan gas CO2 sehingga saat pengocokan harus berhati-hati.
Setelah digojok, tutup corong pisah dibuka agar gas CO2 dapat
keluar. Lalu kedua lapisan dipisahkan dengan dikeluarkan lapisan esternya dari
corong pisah, lalu disaring dengan kertas saring dalam corong pisah lain.
Cairan digojok
dengan butiran CaCl2 anhidrat yang diperoleh dengan memanaskan CaCl2
dengna spiritus di atas cawan porselen. CaCl2 berfungsi untuk
menyerap air yang ada dalam ester, sehingga didapat ester yang benar-benar
murni. Lalu filtrat dicuci dengan 25mL air es agar etil asetat yang dihasilkan
tidak menguap, tetapi sebenarnya tidak menggunakan air es juga tidak masalah
karena suhu ruangan 300C jadi tidak akan membuat etil asetat menguap
yang mempunyai titik didih 800C. kemudian dilakukan pemurnian,
dengan mendestilasi kembali cairan
tersebut dan hasil destilat ditampung dalam Erlenmeyer, lalu disaring dengan
kertas saring agar hasil destilat benar-benar murni.
Tahapan dalam reaksi esterifikasi
:
- Protonasi : pengambilan H+ dari H2SO4
- Adisi nukleofilik : terikatnya atom O pada alkohol dengan atom C
pada gugus karboksilat.
- Proton shift : perpindahan / pergeseran H+
- Eliminasi : pemisahan air
- Netralisasi : penetralan muatan (dari asam menjadi netral).
PUSTAKA
Fessenden, R.,
1982, Kimia Organik, Edisi 3, Jilid
II, Erlangga, Jakarta.
Riswiyanto,
2009, Kimia Organik, Erlangga,
Jakarta.
Siregar, M.,
1988, Dasar-Dasar Kimia Organik ,
Depdikbud, Jakarta.
Tag :
Laporan Praktikum
0 Komentar untuk "Pembuatan Etil Asetat"